Sore itu @Halte Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
“Pak, Pentol 2ribu”, ujarku ke penjual pentol di dpan halte,
“Oppy, kog malah beli pentol?”, onat mulai protes. “sudah! saya makan pentol
saja silahkan selesaikan masalah kalian”
Pentol saos kacang 2ribu mulai ku makan, tak ku hiraukan
mereka berdua yang entah sedang apa di sampingku, sengaja ku pilih duduk
selisih satu kursi di smping mereka dan berbaur dengan “gundul2 PENS”,
menikmati pentol saos kacang dan mengamati lalu lalang
kendaraan di dpanku. Mendengarkan celoteh “gundul2” yang juga sesekali menggoda teman2 cewe mereka sesama mahasiswa baru. Baru kusadari pentol di PENS emang enak ya,, dan cukup 2ribu untuk mengganjal perut yang agak sedikit krucuk2. Pemandangan di dpan dan suasana riuh gundul2 ini membuatku lupa akan tujuan pertamaku di PENS, ntah apa yang mereka bicarakan aku tak tahu, dan tidak berhak untuk ikut campur. Biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka dengan dewasa mesti sesekali ku melirik ke arah mereka. “Oppy,,, tolong akuuu”, teriak si mamoet (onat menyebut dia seperti itu). Saat ku lirik dia meringis kesakitan dan ku hanya tersenyum sambil masih mengunyah pentol di mulut, “Oppy,, aku tersiksa,, aw aw aw,,,”, terlihat wajahnya memerah karena kesakitan, ntah apa yang dilakukan onat sampai si mamoet menjerit. Dan ku hanya tersenyum thok! Karena tak tahu apa yang mesti ku lakukan, dan ku tak mau ikut campur urusan mereka. Sampai akhirnya pentol terakhir tlah masuk ke lambung, huhaaaahh pedasnyooo,,, dalam hati tahan oppy, tahaannn sapa suruh lupa bawa tupperware 1 liter itu?? Benar-benar lupa saya membawa ‘gentong’ 1 liter itu, es cincau d samping penjual pentol sungguh menggoda tapi dalam hati tahaann oppyyyy,, sinusmu kambuh lagi lho minum es mulu. Tapi pedes reekkk g tahann!!! Dan ku langkahkan kakiku ke mas penjual es cincau itu,, saat ku berbalik mau duduk lagi. Lho kog onat ilang tinggal mamoet sendrian menunduk, akh tak kuhiraukan pedes lebih penting, ku sedot es cincau dan smbil berdoa moga hidungku gak kambuh. Setelah pedes udah hilang baru ku dekati mamoet “mana Onat? Tanyaku” “udah balik” dan ngobrol sebentar tentang apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Oww gitu, okelah SELESAIKAN MASALAH DENGAN DEWASA YA SOBAT!!!
kendaraan di dpanku. Mendengarkan celoteh “gundul2” yang juga sesekali menggoda teman2 cewe mereka sesama mahasiswa baru. Baru kusadari pentol di PENS emang enak ya,, dan cukup 2ribu untuk mengganjal perut yang agak sedikit krucuk2. Pemandangan di dpan dan suasana riuh gundul2 ini membuatku lupa akan tujuan pertamaku di PENS, ntah apa yang mereka bicarakan aku tak tahu, dan tidak berhak untuk ikut campur. Biarkan mereka menyelesaikan urusan mereka dengan dewasa mesti sesekali ku melirik ke arah mereka. “Oppy,,, tolong akuuu”, teriak si mamoet (onat menyebut dia seperti itu). Saat ku lirik dia meringis kesakitan dan ku hanya tersenyum sambil masih mengunyah pentol di mulut, “Oppy,, aku tersiksa,, aw aw aw,,,”, terlihat wajahnya memerah karena kesakitan, ntah apa yang dilakukan onat sampai si mamoet menjerit. Dan ku hanya tersenyum thok! Karena tak tahu apa yang mesti ku lakukan, dan ku tak mau ikut campur urusan mereka. Sampai akhirnya pentol terakhir tlah masuk ke lambung, huhaaaahh pedasnyooo,,, dalam hati tahan oppy, tahaannn sapa suruh lupa bawa tupperware 1 liter itu?? Benar-benar lupa saya membawa ‘gentong’ 1 liter itu, es cincau d samping penjual pentol sungguh menggoda tapi dalam hati tahaann oppyyyy,, sinusmu kambuh lagi lho minum es mulu. Tapi pedes reekkk g tahann!!! Dan ku langkahkan kakiku ke mas penjual es cincau itu,, saat ku berbalik mau duduk lagi. Lho kog onat ilang tinggal mamoet sendrian menunduk, akh tak kuhiraukan pedes lebih penting, ku sedot es cincau dan smbil berdoa moga hidungku gak kambuh. Setelah pedes udah hilang baru ku dekati mamoet “mana Onat? Tanyaku” “udah balik” dan ngobrol sebentar tentang apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Oww gitu, okelah SELESAIKAN MASALAH DENGAN DEWASA YA SOBAT!!!
Sempat berpikir habis lulus dari mesin mo kuliyah lagi di
psikologi, bener-bener penting ilmu itu untuk kehidupanku dengan orang-orang
sekitar, meski udah sedikit ku pelajari dan ku hampir menggenal semua watak
teman-teman dekatku sampai yang ngomog serius dan hanya bohongan belaka. Makin
banyak teman yang curhat ke aku makin banyak pula ku tahu sifat-sifat dari
orang itu. Dan bagaimana cara menghadapi, meski agak sedikit berpura2 juga agar
tidak menyinggung mereka.
Dan ku langkahkan kaki menyusul Onat ke parkiran, yahhh
apapun yang terjadi itulah yang terbaik buat kalian. Saya menunggu kabar
selanjutnya =) sebuah hubungan dilandasi dengan rasa percaya dan saling menjaga
satu sama lain.
Ternyata hati, tak bisa berdusta
Meski ku coba, tetap tak bisa
Dulu cintaku, banyak padamu
Entah mengapa, kini berkurang
Maaf, aku jauh padamu
Lama sudah kupendam
Tertahan dibibirku
Mauku tak menyakiti
Meski begitu indah
Ku masih tetap saja…. jenuh ….
Meski ku coba, tetap tak bisa
Dulu cintaku, banyak padamu
Entah mengapa, kini berkurang
Maaf, aku jauh padamu
Lama sudah kupendam
Tertahan dibibirku
Mauku tak menyakiti
Meski begitu indah
Ku masih tetap saja…. jenuh ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar